Rabu, 29 Oktober 2014

Bersama Akan Lebih Kuat




Sebuah ungkapan lama yang mungkin sudah sangat akrab di telinga kita“ bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”yang artinya jika kita bersatu maka kita akan menjadi lebih kuat daripada sendiri.Analogi yang sangat mudah kita pahami adalah seikat lidi yang di ikat dengan kuat maka dia lebih bermanfaat daripada sehelai lidi. Apa yang bisa di kerjakan jika kita hanya memiliki sehelai lidi, jangankan untuk membersihkan halaman rumah sekedar untuk menyapu selembar sampahpun itu sangat sulit. Berbeda dengan segenggam  lidi yang telah diikat dengan kuat maka akan sangat mudah untuk membersihkan halaman walaupun sampah yang perlu di bersihkan sangat banyak jumlahnya.
Sungguh tiada terpikirkan bagaimana jadinya jika kita hidup sendiri-sendiri tanpa ada makhluk lain yang berada di sekitar kita. Pasti akan sangat berat kita menjalaninya. Betapa tidak, kita harus membangun rumah, bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berbagai aktifitas lain yang pasti membutuhkan pertolongan orang lain.
Oleh karena itu membangun hubungan yang baik antar sesama manusia sangatlah penting. Jangankan sesama manusia, terhadap makhluk lain selain manusia kita harus memperlakukannya dengan baik. Pernahkah kita membaca sebuah media massa seperti koran, majalah, buletin atau berita-berita yang lain. Suatu ketika pernah di beritakan bahwa seorang pawang ular meninggal akibat di lilit oleh ular piaraannya sendiri. Hal ini menandakan bahwa ternyata binatang juga memiliki emosi ketika dia diberlakukan secara tidak wajar.
Kejadian itu bermula dari seorang lelaki yang ingin memelihara ular piton. Dengan segala daya dan upaya ia mencari anak piton di dalam sebuah hutan belantara. Ternyata usaha yang di lakukan membuahkan hasil. Disana dia menemukan seekor anak ular piton yang masih sangat lemah. Dengan senang hati diapun mengambil anak ular itu. Sesampainya di rumah dia menyediakan kandang khusus untuk bayi ular.
Setiap hari sang lelaki itu memberi makan kepada ular tersebut tanpa mengenal lelah. Pagi, siang sore dia selalu meluangkan waktunya untuk memberi makan ular kesayangannya. Tak pernah seharipun dia lupa untuk memberi makan ular peliharaannya. Hal itu berjalan terus setiap hari sehingga tiada terasa kini si anak ular telah tumbuh menjadi seekor ular piton muda yang sangat gagah.
Suatu hari sang lelaki mengeluarkan ular piton muda dan mulailah dia mengajari berbagai macam trik-trik permainan ular. Dengan penuh kesabaran lelaki itu selalu melatihnya. Setiap hari sang lelaki berlatih dengan ular kesayangannya itu. Seiring berjalannya waktu, kini si piton telah berubah menjadi ular dewasa yang kuat dan tangguh. Ukuran tubuhnya besar dengan di tunjang kepalanya yang lebar membuat orang terkagum-kagum ketika melihatnya.
Waktupun berlalu dan masa berlatihpun telah selesai. Sang ular piton adalah sosok ular yang gagah perkasa namun tetap santun dan taat kepada majikannya. Meskipun telah dewasa namun si piton tetaplah seekor ular yang penurut terhadap semua perintah tuannya. Tibalah kini saatnya bagi sang lelaki itu untuk mengadakan permainan-permainan dengan media ular. Demi meriahnya acara tersebut maka dia pun menyebar luaskan berita tentang pertunjukan tersebut melalui berbagai cara, seperti spanduk, iklan, berita dan sebagainya.
Hari yang telah di rencanakan telah tiba. Para penonton telah hadir penuh sesak memenuhi tempat acara. Acara pun segera di mulai. Sang pawang ular muncul di depan panggung dengan di iringi riuh sorai tepuk tangan para penonton. Tanpa mengulur waktu sang pawang ular pun mulai memainkan berbagai macam permainan ular. Tanpa terasa 2 jam telah berlalu. Namun sang pawang masih asyik memainkan permainan-permainan yang sangat spektakuler. Hal ini membuat para hadirin tidak mau beranjak dari tempat pertunjukkan tersebut.
Meskipun sudah terlihat lelah namun si ular piton tetap saja melakukan semua perintah tuannya. Hingga akhirnya dia merasa sangat kesal kepada majikannya. Sang pawang ular tidak pernah memberikan kesempatan pada si piton untuk beristirahat waalaupun hanya sejenak. Ditengah kekesalannya si piton diperintahkan oleh sang pawang untuk membelitkan badannya ke tubuh sang pawang. Dengan senang hati si pitonpun melakukannya.
 hai piton belitlah tubuhku lebih kuat lagi,” teriak sang pawang dengan nada sedikit membentak. Tanpa berpikir panjang akhirnya si piton membelit tubuh majikannya dengan sangat kuat. Apa yang terjadi? Ternyata belitan kuat si piton mengakibatkan tulang-tulang di tubuh majikannya patah mematah dan sang pawang pun meninggal dunia. Para penonton berteriak histeris melihat kejadian itu. Pertunjukan yang di mulai dengan gelak tawa itu kini berakhir dengan deraian air mata yang sangat mengharukan. Alangkah tragis nasib sang pawang. Betapa tidak, dia telah meninggal akibat lilitan hewan peliharaannya sendiri.
Sepenggal cerita di atas menandakan bahwa ketika kita tidak menghgargai orang lain maka jangan pernah meminta agar orang lain menghargai kita. Disinilah kita di tuntut untuk saling memahami. Saling pengertian terhadap keadaan makhluk-makhluk yang ada di sekitaar kita. Supaya kehidupan yang harmonis bisa terwujud maka sikap saling pengertian adalah satu hal yang harus di upayakan oleh kita masing-masing.




EmoticonEmoticon