Rabu, 29 Oktober 2014

Berbakti kepada orang tua



Setiap orang tua pasti menginginkan agar anak-anaknya menjadi anak yang baik.Lebih baik pendidikannya, lebih baik kehidupannya dan lebih baik perangainya.Betapapun jeleknya watak orang tua mereka memiliki keinginan supaya anaknya kelak lebih baik daripada orang tuanya. Walaupun dia adalah seorang penjahat yang sangat kejam akan tetapi pasti berkeinginan agar anaknya kelak tidak sepertinya.
Orang  tua adalah orang sangt mulia bagi kita. Setiap kita pastilah anak, oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk taat dan hormat kepada keduanya.Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang masa. Peribahasa ini memiliki arti bahwa betapapun kita ingin membalas jasa orang tua maka sampai kapanpun kita tidak akan sanggup membalasnya.
Pernahkah kita membayangkan bagaimana payahnya ibu kita sewaktu ia mengandung. Betapa tidak, dia harus selalu membawa bayi yang ada di dalam perutnya kemanapun ia pergi. Begitu sayangnya dia pada kita sehingga dia akan selalu berhati-hati ketika berjalan, bekerja , memasak dan seterusnya. Dia sangat tidak ingin bayinya terluka atau sakit. Penderitaan sang ibu bukan hanya ketika hamil namun setelah bayi itu di lahirkan dia menjaganya dengan sangat waspada, bahkan seekor nyamuk sekalipun tidak akan di izinkan untuk menyentuh bayinya.
Di tengah keheningan malam dia harus terbangun ketika mendengar sang bayi menangis, kemudian dengan segera dia akan menimang bayinya supaya bisa tertidur kembali. Belum lagi di saat bayi sedang sakit, maka sang ibu tidak akan memejamkan kedua matanya sebelum si bayi terlelap. Dengan setia sang ibu menemani anak-anaknya ketika si anak sudah memasuki usia balita. Mengajarkan tentang barbagai ilmu dan tatacara kehidupan. Menasehati sang anak dengan penuh kasih sayang ketika sang anak sudah mulai memasuki usia taman kanak-kanak.
Setelah kita telah dewasa dia selalu sempatkan waktunya untuk mendengarkan cerita-cerita kita dan memberikan nasehat ketika kita di landa persoalan yang rumit dengan penuh cinta kasih. Tidak pernah sekalipun dia membentak anak-anaknya dengan kebencian, adapun dia marah itu karena rasa sayangnya kepada sang anak.Namun terkadang kita salah menilainya.Sehingga mengambil kesimpulan yang salah bahwa ibu sudah tidak sayang lagi kepada kita.Alangkah bodohnya jika kita sekarang membenci orang tua, dimana hati nurani kita.Karena merekalah kita bisa mengenal dunia.
Sekarang mereka sudah semakin tua, bahkan semua rambutnya telah memutih. Muka segar yang dulu terlihat cerah kini sudah terlihat sayu. Ucapannya yang dulu sangat jelas bisa kita dengar kini sudah tidak bisa terucap dengan tepat,  kini mereka hanya mampu berkata dengan pelan dan terbata-bata.  Patutkah kita sekarang untuk membentak mereka, maukah kita menjadi anak durhaka yang tidak akan pernah merasakan surga dan berkumpul bersama orang-orang yang menyayangi kita!
Kita sudah banyak membaca tentang kisah-kisah anak yang durhaka, seperti malin kundang, batu betumpang, sahabat al-qomah dan gunung tangkuban perahu.Mereka pasti berakhir dengan kehinaan dan penderitaan. Sebagai orang yang cerdas tentu kita tidak akan meniru perbuatan mereka. Oleh karena itu jangan pernah sedikitpun terbesit di dalam hati untuk mendurhakai orang tua. Seperti apapun mereka keadaannya, mereka akan tetap sebagai orang tua kita yang harus di hormati dan di sayangi. Jikalau mereka telah tiada maka kewajiban kita adalah selalu mendo’akannya.
Jadilah anak yang baik dan shaleh yang selalu mendo’akan ibu bapaknya. Jaga nama baik orang tua jangan sampai nama mereka tercoreng karena perbuatan kita. Jalin tali silaturahmi kepada semua teman-teman sebayanya ketika mereka telah tiada.


EmoticonEmoticon