Rabu, 29 Oktober 2014

  Bersama Akan Lebih Kuat

Bersama Akan Lebih Kuat




Sebuah ungkapan lama yang mungkin sudah sangat akrab di telinga kita“ bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”yang artinya jika kita bersatu maka kita akan menjadi lebih kuat daripada sendiri.Analogi yang sangat mudah kita pahami adalah seikat lidi yang di ikat dengan kuat maka dia lebih bermanfaat daripada sehelai lidi. Apa yang bisa di kerjakan jika kita hanya memiliki sehelai lidi, jangankan untuk membersihkan halaman rumah sekedar untuk menyapu selembar sampahpun itu sangat sulit. Berbeda dengan segenggam  lidi yang telah diikat dengan kuat maka akan sangat mudah untuk membersihkan halaman walaupun sampah yang perlu di bersihkan sangat banyak jumlahnya.
Sungguh tiada terpikirkan bagaimana jadinya jika kita hidup sendiri-sendiri tanpa ada makhluk lain yang berada di sekitar kita. Pasti akan sangat berat kita menjalaninya. Betapa tidak, kita harus membangun rumah, bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berbagai aktifitas lain yang pasti membutuhkan pertolongan orang lain.
Oleh karena itu membangun hubungan yang baik antar sesama manusia sangatlah penting. Jangankan sesama manusia, terhadap makhluk lain selain manusia kita harus memperlakukannya dengan baik. Pernahkah kita membaca sebuah media massa seperti koran, majalah, buletin atau berita-berita yang lain. Suatu ketika pernah di beritakan bahwa seorang pawang ular meninggal akibat di lilit oleh ular piaraannya sendiri. Hal ini menandakan bahwa ternyata binatang juga memiliki emosi ketika dia diberlakukan secara tidak wajar.
Kejadian itu bermula dari seorang lelaki yang ingin memelihara ular piton. Dengan segala daya dan upaya ia mencari anak piton di dalam sebuah hutan belantara. Ternyata usaha yang di lakukan membuahkan hasil. Disana dia menemukan seekor anak ular piton yang masih sangat lemah. Dengan senang hati diapun mengambil anak ular itu. Sesampainya di rumah dia menyediakan kandang khusus untuk bayi ular.
Setiap hari sang lelaki itu memberi makan kepada ular tersebut tanpa mengenal lelah. Pagi, siang sore dia selalu meluangkan waktunya untuk memberi makan ular kesayangannya. Tak pernah seharipun dia lupa untuk memberi makan ular peliharaannya. Hal itu berjalan terus setiap hari sehingga tiada terasa kini si anak ular telah tumbuh menjadi seekor ular piton muda yang sangat gagah.
Suatu hari sang lelaki mengeluarkan ular piton muda dan mulailah dia mengajari berbagai macam trik-trik permainan ular. Dengan penuh kesabaran lelaki itu selalu melatihnya. Setiap hari sang lelaki berlatih dengan ular kesayangannya itu. Seiring berjalannya waktu, kini si piton telah berubah menjadi ular dewasa yang kuat dan tangguh. Ukuran tubuhnya besar dengan di tunjang kepalanya yang lebar membuat orang terkagum-kagum ketika melihatnya.
Waktupun berlalu dan masa berlatihpun telah selesai. Sang ular piton adalah sosok ular yang gagah perkasa namun tetap santun dan taat kepada majikannya. Meskipun telah dewasa namun si piton tetaplah seekor ular yang penurut terhadap semua perintah tuannya. Tibalah kini saatnya bagi sang lelaki itu untuk mengadakan permainan-permainan dengan media ular. Demi meriahnya acara tersebut maka dia pun menyebar luaskan berita tentang pertunjukan tersebut melalui berbagai cara, seperti spanduk, iklan, berita dan sebagainya.
Hari yang telah di rencanakan telah tiba. Para penonton telah hadir penuh sesak memenuhi tempat acara. Acara pun segera di mulai. Sang pawang ular muncul di depan panggung dengan di iringi riuh sorai tepuk tangan para penonton. Tanpa mengulur waktu sang pawang ular pun mulai memainkan berbagai macam permainan ular. Tanpa terasa 2 jam telah berlalu. Namun sang pawang masih asyik memainkan permainan-permainan yang sangat spektakuler. Hal ini membuat para hadirin tidak mau beranjak dari tempat pertunjukkan tersebut.
Meskipun sudah terlihat lelah namun si ular piton tetap saja melakukan semua perintah tuannya. Hingga akhirnya dia merasa sangat kesal kepada majikannya. Sang pawang ular tidak pernah memberikan kesempatan pada si piton untuk beristirahat waalaupun hanya sejenak. Ditengah kekesalannya si piton diperintahkan oleh sang pawang untuk membelitkan badannya ke tubuh sang pawang. Dengan senang hati si pitonpun melakukannya.
 hai piton belitlah tubuhku lebih kuat lagi,” teriak sang pawang dengan nada sedikit membentak. Tanpa berpikir panjang akhirnya si piton membelit tubuh majikannya dengan sangat kuat. Apa yang terjadi? Ternyata belitan kuat si piton mengakibatkan tulang-tulang di tubuh majikannya patah mematah dan sang pawang pun meninggal dunia. Para penonton berteriak histeris melihat kejadian itu. Pertunjukan yang di mulai dengan gelak tawa itu kini berakhir dengan deraian air mata yang sangat mengharukan. Alangkah tragis nasib sang pawang. Betapa tidak, dia telah meninggal akibat lilitan hewan peliharaannya sendiri.
Sepenggal cerita di atas menandakan bahwa ketika kita tidak menghgargai orang lain maka jangan pernah meminta agar orang lain menghargai kita. Disinilah kita di tuntut untuk saling memahami. Saling pengertian terhadap keadaan makhluk-makhluk yang ada di sekitaar kita. Supaya kehidupan yang harmonis bisa terwujud maka sikap saling pengertian adalah satu hal yang harus di upayakan oleh kita masing-masing.


  Sifat Yang Di Benci Itu Adalah Sombong

Sifat Yang Di Benci Itu Adalah Sombong



Suatu pagi yang cerah, seperti biasanya seekor kura-kura kecil berjalan menyusuri pinggiran sungai untuk mencari makanan. Dia sangat rajin mencari makanan di sana karena begitulah caranya untuk mempertahankan hidup. Tidak pernah sedikitpun terucap dari bibirnya perasaan mengeluh terhadap kondisi yang di alaminya. Satu hal yang sangat dia yakini yaitu allah pasti akan memberikan balasan bagi mereka yang mau bersungguh-sungguh.
Ternyata benar, sebelum hari menjelang siang dia telah mendapatkan banyak makanan. Jerih payahnya  hari ini terbayar sudah dengan hasil yang sangat menggembirakan. Merasa bahwa makanan yang di dapat hari ini sudah cukup, maka sang kura-kura memutuskan untuk segera kembali ke sarangnya. Sambil berdendang sang kura-kura kembali ke rumahnya.
Dengan perasaan ceria sang kura-kura berjalan menuju sarangnya. Tiba-tiba dari arah belakang berlari seekor kancildan menabraknya hingga dia terjatuh. “aduh.., siapa kau. Apa maumu! Teriak kura-kura kepada kelinci. Dengan tersenyum sinis sang kelinci menjawab “ aku kancil, si jago lari di kawasan hutan ini. Aku ingin mencoba kemampuanmu dalam lomba lari.Apakah kau bersedia atau kau malah takut terhadapku.”
Mendengar ucapan sang kancil membuat hati kura-kura semakin kesal. “ bukannya minta maaf malah menyombongkan diri! Ujar kura-kura dalam hatinya.Kemudian dia berpikir sejenak. “Jika si kancil  ini tidak diberi pelajaran tentu ia akan semakin sombong” pikir kura-kura.” Sepertinya dia harus di beri pelajaran supaya tidak sombong lagi dan jera atas sikap sombong yang telah dilakukan” ungkapnya dalam hati.
Dengan tenang kura-kura berkata “ baiklah, aku setuju dengan permintaanmu. Kita akan adu lomba lari dan aku minta agar seluruh binatang yang lain menyaksikan perlombaan itu. Apakah kau setuju dengan usulku , cil.? Setelah mendengar jawaban dari kura-kura si  kancil tertawa terbahak-bahak dan berkata “ baiklah aku setuju dengan usulanmu, agar seluruh binatang tahu siapa yang lebih jago di antara kita. Aku peringatkan kau sebelumnya, janganlah engkau bersedih hati jika nanti engkau mengalami kekalahan…, hahaha.”
Sebelum pergi si kancil menambahkan “ tiga hari lagi kita bertemu di tempat ini.Setelah semuanya berada disini baru kita mulai perlombaan lari itu. Bersiap-siaplah untuk kecewa kura-kura….hahaha, aku pasti menang dan kau akan kalah..” Dengan penuh kesabaran kura-kura berkata” baiklah, kita lihat saja nanti.“
Setelah terjadi kesepakatan maka keduanya memutuskan untuk kembali ke tempatnya masing-masing dan mempersiapkan diri untuk perlombaan itu.Sesampainya di rumah kura-kura berpikir keras bagaimana caranya supaya berhasil memenangkan pertandingan.Setelah sekian lama dia berpikir akhirnya dia menemukan ide yang sangat cemerlang.“ aku harus meminta bantuan dari teman-temanku “ ujarnya. Dengan penuh semangat kura-kura meminta bantuan kepada teman-teman yang lain untuk membantunya memenangkan pertandingan kali ini.
Dengan semangat kebersamaan yang membara akhirnya mereka sepakat untuk memenangkan pertandingan esok.Benar saja, mereka segera berembuk membahas rencana strategi untuk bisa mengalahkan si kancil.Berbagai usulan di ajukan oleh masing-masing anggota rapat.Namun, dari sekian banyak ide gagasan akhirnya merekapun memiliki kesepakatan.Dan inilah usulan yang sangat tepat. Dengan penuh teliti usulan itu di bahas dan tata cara pelaksanaannya, merekapun memahami dan mengerti secara tuntas.
Satu hari menjelang pertandingan, para kura-kura kembali membahas taktik yang akan di lakukan. Setelah semuanya telah siap, mereka kembali pada pos masing-masing sesuai dengan tempat tugasnya.Mereka semuanya menjalankan misi kali ini dengan sangat hati-hati.Jangan sampai di ketahui oleh si kancil.Mereka juga berharap agar pertandingan bisa berjalan dengan baik dan mereka bisa mengalahkannya. Hal ini bertujuan agar si kancil sadar akan kesombongannya dan memperbaiki perilaku hidupnya.
Tibalah saatnya pertandingan akan di mulai. Seluruh binatang telah memenuhi arena pertandingan. Dari sekian banyak penonton ternyata terdapat satu binatang yang belum hadir yaitu  sang wasit burung merpati. Mereka sudah tidak sabar menunggu pertandingan. Setelah sekian menit akhirnya sang wasitpun muncul. Maka perlombaan segera di mulai.
“ Hari  ini kita akan menyaksikan perlombaan lari antara si kancil melawan kura-kura. Perlombaan ini akan membuktikan pada kita semua bahwa pemenangnya adalah dia yang tercepat. Marilah kita saksikan jalannya perlombaan dengan penuh semangat dan tertib.” Kata sang wasit memberikan kata sambutannya.
Setelah beberapa menit sambutan dari wasit telah selesai maka mulailah pertandingan.“ priiit… peluit panjang berbunyi tanda pertandingan di mulai. Dengan secepat kilat si kancil melesat dengan penuh semangat.Si kancil sangat percaya diri bahwa dirinya pasti memenangkan perlombaan.Tanpa menoleh ke belakang si kancil terus berlari dan berlari. Setelah beberapa menit berlari akhirnya si kancil beristirahat sejenak dan dia bergumam “ pasti kura-kura masih jauh di belakang. Dia pasti akan kalah!”
Namun di luar dugaan ternyata kura-kura sudah berada di depan si kancil.” Hai kancil, aku berada di depanmu” teriak kura-kura.Setelah melihat posisi kura-kura kemudian si kancil tancap kembali untuk berlari sekuat tenaga meninggalkan kura-kura. Dia berlari dan terus berlari, hingga ia merasa kelelahan. Di tengah lelahnya ia mencoba untuk kembali beristirahat sejenak. Belum lama dia istirahat tiba-tiba terdengar suara “ aku berada di depanmu!”.  Begitu  di tolehnya suara tersebut  ternyata itu adalah suara kura-kura yang sudah berada di depannya. Serasa tak percaya, namun apa boleh buat, si kancil harus kembali berlari sekencang-kencangnya agar segera mencapai garis finish.
Alangkah terkejutnya si kancil ketika mendekati garis finish, dia melihat si kura-kura sudah berada di sana. Dengan tenang sang kura-kura kemudian menyapa si kancil “ wahai teman, ternyata ucapanmu tidak sesuai dengan kemampuanmu, kau kalah dalam perlombaan kali ini, itu bertanda tidak ada tempat bagimu untuk berlaku angkuh dan sombong.” Perkataan kura-kura menar-benar meyayat hati si  kancil. Tidak di sangka seekor kura-kura berani berkata seperti itu di hadapan si kancil.
Bagaikan di sambar petir di siang hari, itulah peribahasa yang tepat bagi si kancil. Dia tidak pernah menyangka akan berhasil di kalahkan oleh si kura-kura. Bagaimana mungkin, seekor  kura-kura yang berjalan saja lambat namun bisa mengalahkannya dalam adu lomba lari. Betapa sedih hati si kancil ketika kekalahan menimpa dirinya.Namun, nasi telah menjadi bubur. Sesuatu yang telah terjadi tidak akanbisa di ulang kembali.Mulai hari itu si kancil berjanji tidak akan berlaku sombong terhadap hewan-hewan yang lain. Sekarang dia baru menyadari bahwa kesombongan hanya akan membawanya pada kehancuran.
Dengan berubahnya perilaku si kancil maka sang kura-kura mendatangi para sahabatnya. Dia menceritakan segala hal yang telah terjadi setelah si kancil mengalami kekalahan pada perlombaan lalu.Sontak saj a teman-temannya menunjukkan aura wajah yang berbinar-binar, menandakan bahwa mereka bahagia mendengar berita itu.“ berkat kerjasama kita semua akhirnya si kancil meninggalkan sifat sombongnya, terima kasih teman-teman kalian telah membantuku memenangkan pertandingan itu.” Ujar kura-kura menambahkan.
Semoga kisah singkat ini mampu membuat kita berpikir secara positif bahwa kesombongan hanya akan membuat pelakunya mengalami kegagalan dan kehancuran. Oleh karena itu hendaknya kita menjauhkan diri dari sikap angkuh dan sombong. Haruslah kita menyadari bahwa di atas langit masih ada langit, itu artinya jangan pernah menganggap diri kita adalah orang yang paling baik di antara orang lain serta memandang orang lain lebih rendah dari kita.

Hilangnya Kehebatan Islam

Hilangnya Kehebatan Islam



Akhir-akhir ini kita sering mendengar adanya kerusuhan dan kemelud yang melanda negeri ini dan yang lebih meyakitkan  yang menjadi korban adalah umat islam. Belakangan kita juga mendengar kabar bahwa saudara muslimah kita  yang berada di daerah Bali dilarang mengenakan jilbab di sekolah umum. Bukankah mereka memiliki hak untuk mengamalkan ajaran agamanya. Bahkan dalam ajaran islam jilbab adalah ornamen yang harus dikenakan bagi muslimah. Hal ini bertujuan untuk menutupi auratnya.
Sebenarnya ada sebuah peringatan dari salah satu hadits qudsi yang sangat mendasar bagi umat islam. Dalam hadits qudsinya Allah berfirman yang artinya “ jika umat islam sudah terlalu mengagungkan dunia maka akan hilanglah kehebatan islam di mata umat yang lain, jika umat islam sudah meninggalkan menyuruh kepada yang baik dan mencegah yang mungkar maka akan dicabutlah keberkahan Al-Qur’an, dan jika umat islam sudah saling berbantahan maka akan  hilanglah harga diri mereka di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.”
Inilah sebuah nasehat yang sangat prinsip bagi umat islam untuk mengantisipasi supaya ketiga hal tersebut jangn sampai terjadi. Namun kenyataannya sekarang bertolak belakang. Betapa sering kita menyaksikan banyaknya umat islam yang saling berlomba-lomba untuk menumpuk kekayaannya. Mereka sudah tidak lagi mengutamakan bagaiman cara untuk mendapatkan harta itu. Sehingga berbagai carapun dilakukan yang penting bisa menjadi kaya raya.Termasuk melakukan penipuan dan kebohongan.Oleh karenanya tidak sedikit dari mereka yang berujung di hotel prodeo.
Sudah sepantasnya  kita sebagai umat muslim harus memperhatikan aturan-aturan yang telah di ajarkan dalam hal mencari rejeki dan bagaimana membelanjakannya. Dalam kaidah islam mencari harta haruslah dengan cara yang halal dan di belanjakan dengan cara yang halal pula. Kedua etika ini harus senantiasa di lakukan, karena jika salah satunya di abaikan maka akan mengakibatkan kita menyesal di akhirat nanti.
Bukankah kita telah diperingatkan oleh Al-Qur’anbagaimana  nasib akhir dari orang-orang yang menentang aturan Allah.Sebut saja kisah Fir’aun Yang tenggelam di laut merah karena enggan untuk menyembah Allah, bahkan dia telah mengakui bahwa dirinya adalah Tuhan. Kemudian kisah Qarun yaitu seorang sahabat Nabi Muhammad yang lalai untuk menjalankan perintah Allah setelah menjadi seorang saudagar  kaya raya.Jangan sampai kita melakukan hal yang dapat mengundang murka Allah SWT.Oleh karena itu janganlah harta yang kita miliki akan menjauhkan kita dari mengingat kebesaran Allah.
Islam tidak melarang umatnya untuk menjadi kaya raya, akan tetapi islam memberikan aturan tentang bagaimana mendapatkan dan mengolah harta. Salah satunya ada aturan mengeluarkan zakat apabila harta itu mencapai batas yang telah di tentukan.Selain zakat ada beberapa hal yang lainnya seperti infak dan sedekah. Hal ini bertujuan agar orang-orang yang tidak mampu  dapat terbantu dengan adanya orang-orang kaya yang berada di sekitarnya. Sehingga harta itu terasa lebih bermanfaat bagi sesama. Hendaknya semakin banyak harta yang kita miliki akan menjadikan kita semakin dekat kepada Allah dan membuat kita selalu bersyukur. Itulah tandanya bahwa harta itu membawa berkah, bertambah hartanya bertambah pula imannya.Bukan sebaliknya bertambah harta namun semakin jauh dari Sang Maha Pencipta.
Kemudian berikutnya adalah akibat jika perintah kepada yang baik dan mencegah kepada yang buruk di tinggalkan maka akan di cabut barokah Wahyu Allah yaitu Al-Qur’an. Al-qur’an adalah kitab pedoman bagi umat islam. Segala persoalan hidup mengenai dunia dan akhirat ada di dalam kitab suci tersebut. Bahkan perkara yang akan terjadi di masa yang akan datang telah di sebutkan di dalamnya, seperti surga dan neraka yang keduanya masih belum terjadi.
Al-qur’an merupakan petunjuk bagi umat islam, sehingga antara umat islam dan Al-Qur’an tidak dapat di pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Sungguh mengkhawatirkan jika umat islam telah berpisah dengan kitab suci mereka. Bagaimana mungkin mereka akan mendapatkan jaminan selamat jika pedoman hidupnya tidak dipahaminya.
Namun merujuk pada hadits di atas kita bisa ambil satu pelajaran bahwa jika amar ma’ruf dan nahi munkar sudah di tinggalkan oleh umat maka Allah akan cabut keberkahan Al-Qur’an. Sehingga al-qur’an hanya tinggal tulisan biasa yang tidak memiliki dampak kepada para pembacanya. Ia di baca setiap saat namun tidak merubah keadaan yang terjadi di sekitarnya, manusia tetap saja bersikap buruk tanpa ada perubahan yang mendasar .Kalau Sudah demikian maka apalah gunanya kitab suci jika tidak memberikan manfaat kepada umatnya, mereka baca Al-Qur’an tapi mereka menginjak-injak ajaran yang ada di dalamnya. Semoga hal ini tidak akan terjadi di masa hidup kita dan keturunan kita.
Kita sering menyaksikan adanya lomba-lomba pembacaan Al-Qur’an.Lomba tilawah Al-Qur’an dan lomba menerjemahka Al-Qur’an, itu semuaya baik dan tidak salah.Akan tetapi lebih baik jika di adakan juga lomba mengamalkan Al-Qur’an.Bukankah lebih baik kita mengamalkannya dalam kehidupan daripada hanya melombakan pembacaannya tanpa melakukan ajarannya.Betapa mirisnya jika umat ini sudah jauh dari nilai-nilai kandungan Al-Qur’an.
Selanjutnya jika umat ini sudah mulai berbantah-bantahan satu sama lain maka akan hilang wibawanya di hadapan Allah. Sehingga umat yang mayoritas ini tidak memiliki kemuliaan di mata umat yang lain. Mereka umat non islam akan menganggap umat islam sebagai umat yang enteng saja. Mereka dengan mudah memecah belahkan umat islam. Sehinggga tidak ada lagi harkat dan martabatnya umat  muslim di mata dunia.


  Berbakti kepada orang tua

Berbakti kepada orang tua



Setiap orang tua pasti menginginkan agar anak-anaknya menjadi anak yang baik.Lebih baik pendidikannya, lebih baik kehidupannya dan lebih baik perangainya.Betapapun jeleknya watak orang tua mereka memiliki keinginan supaya anaknya kelak lebih baik daripada orang tuanya. Walaupun dia adalah seorang penjahat yang sangat kejam akan tetapi pasti berkeinginan agar anaknya kelak tidak sepertinya.
Orang  tua adalah orang sangt mulia bagi kita. Setiap kita pastilah anak, oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk taat dan hormat kepada keduanya.Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang masa. Peribahasa ini memiliki arti bahwa betapapun kita ingin membalas jasa orang tua maka sampai kapanpun kita tidak akan sanggup membalasnya.
Pernahkah kita membayangkan bagaimana payahnya ibu kita sewaktu ia mengandung. Betapa tidak, dia harus selalu membawa bayi yang ada di dalam perutnya kemanapun ia pergi. Begitu sayangnya dia pada kita sehingga dia akan selalu berhati-hati ketika berjalan, bekerja , memasak dan seterusnya. Dia sangat tidak ingin bayinya terluka atau sakit. Penderitaan sang ibu bukan hanya ketika hamil namun setelah bayi itu di lahirkan dia menjaganya dengan sangat waspada, bahkan seekor nyamuk sekalipun tidak akan di izinkan untuk menyentuh bayinya.
Di tengah keheningan malam dia harus terbangun ketika mendengar sang bayi menangis, kemudian dengan segera dia akan menimang bayinya supaya bisa tertidur kembali. Belum lagi di saat bayi sedang sakit, maka sang ibu tidak akan memejamkan kedua matanya sebelum si bayi terlelap. Dengan setia sang ibu menemani anak-anaknya ketika si anak sudah memasuki usia balita. Mengajarkan tentang barbagai ilmu dan tatacara kehidupan. Menasehati sang anak dengan penuh kasih sayang ketika sang anak sudah mulai memasuki usia taman kanak-kanak.
Setelah kita telah dewasa dia selalu sempatkan waktunya untuk mendengarkan cerita-cerita kita dan memberikan nasehat ketika kita di landa persoalan yang rumit dengan penuh cinta kasih. Tidak pernah sekalipun dia membentak anak-anaknya dengan kebencian, adapun dia marah itu karena rasa sayangnya kepada sang anak.Namun terkadang kita salah menilainya.Sehingga mengambil kesimpulan yang salah bahwa ibu sudah tidak sayang lagi kepada kita.Alangkah bodohnya jika kita sekarang membenci orang tua, dimana hati nurani kita.Karena merekalah kita bisa mengenal dunia.
Sekarang mereka sudah semakin tua, bahkan semua rambutnya telah memutih. Muka segar yang dulu terlihat cerah kini sudah terlihat sayu. Ucapannya yang dulu sangat jelas bisa kita dengar kini sudah tidak bisa terucap dengan tepat,  kini mereka hanya mampu berkata dengan pelan dan terbata-bata.  Patutkah kita sekarang untuk membentak mereka, maukah kita menjadi anak durhaka yang tidak akan pernah merasakan surga dan berkumpul bersama orang-orang yang menyayangi kita!
Kita sudah banyak membaca tentang kisah-kisah anak yang durhaka, seperti malin kundang, batu betumpang, sahabat al-qomah dan gunung tangkuban perahu.Mereka pasti berakhir dengan kehinaan dan penderitaan. Sebagai orang yang cerdas tentu kita tidak akan meniru perbuatan mereka. Oleh karena itu jangan pernah sedikitpun terbesit di dalam hati untuk mendurhakai orang tua. Seperti apapun mereka keadaannya, mereka akan tetap sebagai orang tua kita yang harus di hormati dan di sayangi. Jikalau mereka telah tiada maka kewajiban kita adalah selalu mendo’akannya.
Jadilah anak yang baik dan shaleh yang selalu mendo’akan ibu bapaknya. Jaga nama baik orang tua jangan sampai nama mereka tercoreng karena perbuatan kita. Jalin tali silaturahmi kepada semua teman-teman sebayanya ketika mereka telah tiada.

Kamis, 09 Oktober 2014

Kejujuran Seorang Gembala

kejujuran pedoman menuju asa
Salah satu sikap yang menonjol dari kepribadian Abdullah Bin Umar adalah menjunjung tinggi nilai kejujuran. Kejujuran adalah sikap yang harus di junjung tinggi karena tanpa kejujuran maka keadaan suatu daerah hanya menunggu kehancuran belaka. Bisa dibayangkan jika para pemimpin Negara memiliki kejujuran yang sangat tinggi maka kemajuan dan kesejahteraan masyarakat tinggal menunggu waktu. Namun sebaliknya jika para pemimpin suatu daerah tidak memiliki watak yang jujur maka kehancurannyapun hanya tinggal menghitung hari.
Pernah suatu ketika Abdullah Bin Umar ingin mengetahui kondisi masyarakatnya, apakah sikap jujur masih melekat dalam diri rakyatnya. Oleh karena itu, ia mencoba untuk meneliti ke kalangan bawah. Salah satu cara yang ia pilih adalah menjumpai para penggembala domba. Hingga datanglah ia menemui salah seorang penggembala di sebuah padang rumput yang luas. Setelah sekian lama ia mencari sang penggembala dan pada akhirnya berjumpa juga.
Ternyata penggembala yang berhasil ia temui adalah anak muda yang gagah karena terlihat dari ototnya yang kekar. Perlahan Abdullah Bin Umar mendekati pemuda itu. Dengan nada pelan ia menegur pemuda itu.” Wahai anak muda, apakah semua domba-domba ini milikmu!” ucap Abdullah Bin Umar. Mendengar pertanyaan tersebut maka dengan sigap pemuda itu menjawab “ bukan, semua domba-domba ini adalah milik majikan. Aku hanyalah sebagai penggembala yang di upah.”
Setelah menjawab, pemuda itu langsung menuju pada salah satu domba yang paling gemuk dan memerah susunya. Beberapa menit kemudian pemuda itu datang dan membawa sewadah susu dan menghidangkannya kepada Abdullah Bin Umar. Rupanya inilah cara pemuda memuliakan orang lain. Setelah di persilahkan, maka Abdullah Bin Umar meminum beberapa teguk susu yang masih segar. Sembari menikmati susu kemudian Abdullah Bin Umar kembali bertanya “kenapa engkau tidak ikut meminum susu segar ini?”
Pemuda itu menjawab “ mohon maaf karena hari ini aku sedang berpuasa!” . sungguh diluar dugaan, ternyata pemuda itu adalah seorang pemuda yang taat beribadah. Hal itu malah membuat Abdullah Bin Umar mengujinya lebih jauh lagi. “ wahai anak  muda, aku berniat membeli beberapa ekor domba-donbamu ini, apakah kau bersedia menjualnya untukku?” “ sudah aku katakan sejak awal bahwa domba-domba ini bukanlah milikku melainkan  milik majikanku. Oleh karena itu aku tidak akan pernah menjualnya kecuali atas perintah majikanku” jawa pemuda itu dengan tegas.
“Bukankah engkau bisa mengatakan pada majikanmu bahwa beberapa ekor dombanya telah di terkam binatang buas. Aku yakin dia pasti akan percaya terhadap ucapanmu, karena ia tidak pernah tahu kejadian yang sebenarnya” Abdullah bin umar merayu penggembala itu. “Engkau memang benar, majikanu tidak mungkin tahu kejadian yang sebenarnya dan ia pun akan percaya kepadaku, akan tetapi jika hal itu aku lakukan maka dimana ALLAH, dimana allah. Sambil menangis pemuda itu terus mengucapkan kalimat lalu dimana ALLAH….dimana ALLAH…dimana ALLAH. 
Hati Abdullah Bin Umar berdegup kencang ketika sang penggembala menitikkan air mata sambil mengulang-ulang kata dimana ALLAH. Setelah itu Abdullah Bin Umar kembali bertanya “bisakah engkau tunjukkan kepadaku dimana rumah majikanmu?” dengan senang hati penggembala menunjukkan rumah majikannya. Sesampainya di sana Abdullah memerdekakan budak gembala dan membeli semua hewan peliharaan majikannya. Semua hewan-hewan itu di berikan pada sang penggembala sebagai nilai timbal balik dari kejujurannya dalam menjaga amanah.
Semoga sebagai umat yang baik kita akan selalu berusaha membumikan sifat jujur, baik jujur terhadap diri sendiri maupun jujur terhadap orang lain. Sungguh indah jika alam ini di penuhi dengan orang-orang yang jujur, mulai dari kalangan atas sampai kalangan kelas bawah atau akar rumput. Maka kesejahteraan dan kedamaian yang menjadi cita-cita bersama akan segera terwujud dalam rentang waktu  yang tidak terlalu lama.