Bersama Akan Lebih Kuat
Sebuah ungkapan lama yang mungkin
sudah sangat akrab di telinga kita“
bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”yang artinya jika kita bersatu maka
kita akan menjadi lebih kuat daripada sendiri.Analogi yang sangat mudah kita
pahami adalah seikat lidi yang di ikat dengan kuat maka dia lebih bermanfaat
daripada sehelai lidi. Apa yang bisa
di kerjakan jika kita hanya memiliki sehelai lidi, jangankan untuk membersihkan
halaman rumah sekedar untuk menyapu selembar sampahpun itu sangat sulit.
Berbeda dengan segenggam lidi yang telah
diikat dengan kuat maka akan sangat mudah untuk membersihkan halaman walaupun
sampah yang perlu di bersihkan sangat banyak jumlahnya.
Sungguh tiada terpikirkan bagaimana jadinya jika kita hidup sendiri-sendiri
tanpa ada makhluk lain yang berada di sekitar kita. Pasti akan sangat berat
kita menjalaninya. Betapa tidak, kita harus membangun rumah, bekerja untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berbagai aktifitas lain yang pasti
membutuhkan pertolongan orang lain.
Oleh karena itu membangun hubungan yang baik antar sesama manusia sangatlah
penting. Jangankan sesama manusia, terhadap makhluk lain selain manusia kita
harus memperlakukannya dengan baik. Pernahkah kita membaca sebuah media massa
seperti koran, majalah, buletin atau berita-berita yang lain. Suatu ketika
pernah di beritakan bahwa seorang pawang ular meninggal akibat di lilit oleh
ular piaraannya sendiri. Hal ini menandakan bahwa ternyata binatang juga
memiliki emosi ketika dia diberlakukan secara tidak wajar.
Kejadian itu bermula dari seorang lelaki yang ingin memelihara ular piton.
Dengan segala daya dan upaya ia mencari anak piton di dalam sebuah hutan
belantara. Ternyata usaha yang di lakukan membuahkan hasil. Disana dia
menemukan seekor anak ular piton yang masih sangat lemah. Dengan senang hati
diapun mengambil anak ular itu. Sesampainya di rumah dia menyediakan kandang
khusus untuk bayi ular.
Setiap hari sang lelaki itu memberi makan kepada ular tersebut tanpa
mengenal lelah. Pagi, siang sore dia selalu meluangkan waktunya untuk memberi
makan ular kesayangannya. Tak pernah seharipun dia lupa untuk memberi makan
ular peliharaannya. Hal itu berjalan terus setiap hari sehingga tiada terasa
kini si anak ular telah tumbuh menjadi seekor ular piton muda yang sangat
gagah.
Suatu hari sang lelaki mengeluarkan ular piton muda dan mulailah dia
mengajari berbagai macam trik-trik permainan ular. Dengan penuh kesabaran lelaki
itu selalu melatihnya. Setiap hari sang lelaki berlatih dengan ular
kesayangannya itu. Seiring berjalannya waktu, kini si piton telah berubah
menjadi ular dewasa yang kuat dan tangguh. Ukuran tubuhnya besar dengan di
tunjang kepalanya yang lebar membuat orang terkagum-kagum ketika melihatnya.
Waktupun berlalu dan masa berlatihpun telah selesai. Sang ular piton adalah
sosok ular yang gagah perkasa namun tetap santun dan taat kepada majikannya.
Meskipun telah dewasa namun si piton tetaplah seekor ular yang penurut terhadap
semua perintah tuannya. Tibalah kini saatnya bagi sang lelaki itu untuk
mengadakan permainan-permainan dengan media ular. Demi meriahnya acara tersebut
maka dia pun menyebar luaskan berita tentang pertunjukan tersebut melalui
berbagai cara, seperti spanduk, iklan, berita dan sebagainya.
Hari yang telah di rencanakan telah tiba. Para penonton telah hadir penuh
sesak memenuhi tempat acara. Acara pun segera di mulai. Sang pawang ular muncul
di depan panggung dengan di iringi riuh sorai tepuk tangan para penonton. Tanpa
mengulur waktu sang pawang ular pun mulai memainkan berbagai macam permainan
ular. Tanpa terasa 2 jam telah berlalu. Namun sang pawang masih asyik memainkan
permainan-permainan yang sangat spektakuler. Hal ini membuat para hadirin tidak
mau beranjak dari tempat pertunjukkan tersebut.
Meskipun sudah terlihat lelah namun si ular piton tetap saja melakukan
semua perintah tuannya. Hingga akhirnya dia merasa sangat kesal kepada
majikannya. Sang pawang ular tidak pernah memberikan kesempatan pada si piton
untuk beristirahat waalaupun hanya sejenak. Ditengah kekesalannya si piton
diperintahkan oleh sang pawang untuk membelitkan badannya ke tubuh sang pawang.
Dengan senang hati si pitonpun melakukannya.
“hai
piton belitlah tubuhku lebih kuat lagi,” teriak sang pawang dengan nada
sedikit membentak. Tanpa berpikir panjang akhirnya si piton membelit tubuh
majikannya dengan sangat kuat. Apa yang terjadi? Ternyata belitan kuat si piton
mengakibatkan tulang-tulang di tubuh majikannya patah mematah dan sang pawang
pun meninggal dunia. Para penonton berteriak histeris melihat kejadian itu.
Pertunjukan yang di mulai dengan gelak tawa itu kini berakhir dengan deraian
air mata yang sangat mengharukan. Alangkah tragis nasib sang pawang. Betapa
tidak, dia telah meninggal akibat lilitan hewan peliharaannya sendiri.
Sepenggal cerita di atas menandakan bahwa ketika kita tidak menghgargai
orang lain maka jangan pernah meminta agar orang lain menghargai kita.
Disinilah kita di tuntut untuk saling memahami. Saling pengertian terhadap
keadaan makhluk-makhluk yang ada di sekitaar kita. Supaya kehidupan yang
harmonis bisa terwujud maka sikap saling pengertian adalah satu hal yang harus
di upayakan oleh kita masing-masing.